Calon Gubernur NTT dari PDIP Ansy Lema. |
KANAWAADVANCE.COM -- Pengamat politik Universitas Nusa Cendana (Undana), Rudi Rohi merespons keputusan bakal calon Gubernur NTT Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema melepas jabatan sebagai anggota DPR RI untuk maju dalam kontestasi politik Pemilihan Gubernur NTT 2024.
Ansy Lema telah menandatangani surat pengunduran diri dari anggota DPR/MPR RI setelah mendapat Surat Tugas dari DPP PDI Perjuangan pada 2 Juli 2024 lalu.
Mantan aktivis '98 yang selalu lantang menyuarakan aspirasi rakyat NTT ini juga memohon pengunduran diri dari Caleg Terpilih PDI Perjuangan Dapil NTT II masa bakti 2024-2029, karena dia juga terpilih kembali sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2024, 14 Februari lalu.
Surat pengunduran diri itu ditujukan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Politikus asal Ende yang lahir dan besar di Kota Kupang memantapkan langkah politiknya untuk berlaga di Pilgub NTT.
Rudi menilai keputusan Ansy Lema tersebut adalah langkah berani yang berhubungan dengan karakter personal.
Peraih gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini pun memprediksi bahwa kekuatan personal tersebut bisa mengeskalasi dukungan pemilih dan memenangkan kontestasi politik lokal.
"Saya kira juga, selain pengalaman dan pengetahuan politik, ini berhubungan dengan karakter personal," ungkap Rudi Rohi saat dihubungi pada Kamis 4 Juli 2024.
Keberanian yang berhubungan dengan karakter personal itu, lanjut panelis debat Capres-Cawapres di Pilpres 2024 tersebut, akan sangat dibutuhkan oleh setiap pemimpin eksekutif.
Apalagi bila ingin menjadi pemimpin yang setiap saat dihadapkan pada kebutuhan membuat keputusan, tanpa keberanian, sulit bagi seorang pemimpin untuk membuat keputusan yang cepat dan tegas.
Rudi pun mendorong Ansy Lema segera membangun komunikasi politik dan bekerja sama dengan berbagai pihak.
"Berani saja tidak cukup. Seorang calon pemimpin untuk daerah seperti NTT juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman termasuk kapasitas membangun komunikasi yang kondusif dan saling bekerja sama dengan berbagai kalangan, tak terkecuali lawan politik," katanya.
Rudi berpendapat, jika Ansy Lema dapat memadukan semua keunggulan karakter personal tersebut, maka dia dapat menjadi pemenang pada Pilgub NTT 2024.
"Oleh karena itu, saya kira keputusan-keputusan berani seperti yang ditunjukkan Ansy perlu juga dibarengi dengan menunjukkan kapasitas pengetahuan dan pengalaman politiknya. Dengan begitu maka masyarakat NTT bisa melihat siapa calon pemimpin NTT ke depan yang dapat menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi daerah ini," pesan Rudi.
Adapun, dalam video yang diunggah di media sosialnya, Ansy Lema menyatakan keteguhan hatinya untuk maju Pilgub NTT sebagai bagian dari aspirasi rakyat.
Ansy, yang namanya begitu popular di kalangan masyarakat NTT rela meletakkan jabatannya untuk "pulang" membangun NTT. Bukan ambisi kekuasaan, tetapi sebuah pilihan yang selaras dengan panggilannya untuk mengabdi rakyat.
“Saya harus meninggalkan DPR/MPR. Ada rasa sedih juga, sih. Tapi, ya, untuk rakyat NTT, ya, saya harus berani berkorban. Saya harus taruh jabatan saya di awal, berkorban di awal," ungkapnya.*