Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema, Bacagub Nusa Tenggara Timur (NTT) |
KANAWAADVANCE.CO-- Bakal calon gubernur (bacagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema menekankan pentingnya gubernur dan wakil gubernur solid dalam menjalankan tugas pemerintahan di NTT lima tahun ke depan.
Dwitunggal gubernur dan wakil gubernur sangat penting mengingat tantangan untuk membangun provinsi yang saat ini termiskin ketiga di Indonesia, tidak mudah.
Semangat guyub dan gotong royong yang dimulai dari pemimpin menjadi modal penting untuk membawa NTT ke arah yang lebih baik.
Baca juga: Kerja Nyata Bangun NTT, 3 Mantan Bupati Sikka Dukung Ansy Lema
"Gubernur dan wakil gubernur harus betul-betul menjadi dwitunggal yang solid, yang kompak untuk membangun NTT ke depan," kata Ansy dalam sebuah wawancara di stasiun NTV Election, Senin (22/7/2024).
Kader terbaik PDI-P yang akrab dipanggil Kaka Ansy menyampaikan pernyataan tersebut menjawab pertanyaan host NTV Desmona Chandra terkait figur bakal calon wakil gubernur (bacawagub) yang bakal mendampinginya pada helatan Pilkada pada 27 November tahun ini.
Aktivis '98 itu menjelaskan bahwa untuk sosok wakil, dirinya memiliki sejumlah kriteria yang menjadi pertimbangan.
"Saya biasa menyebutnya empat 'TAS'. Empat tas itu adalah spiritualitas, elektabilitas, kapasitas dan integritas. Jadi memang harus datang dengan membawa modal elektabilitas yang cukup kuat. Ini soal legitimasi politik," terang mantan dosen Universitas Nasional (Unas) Jakarta itu.
Baca juga: Kagumi Ansy Lema Ketika Bicara di TV, Milenial Sikka Senang Bertemu Langsung
Namun, elektabilitas saja tidak cukup. Seorang bakal calon wakil gubernur juga harus memiliki kapasitas, memiliki kompetensi dan kemampuan untuk mengidentifikasi persoalan di NTT.
"Tidak hanya mengetahui akar permasalahan dan potensi daerah, tapi juga harus bisa membuat blueprint pembangunan ke depan sebagai langkah untuk memberikan solusi bagi persoalan di NTT," kata politisi kelahiran Kota Kupang ini.
"Sedangkan terkait aspek spiritualitas, yaitu nilai-nilai utama yang hidup dalam diri seseorang dan juga yang tidak kalah penting itu integritas yaitu menyangkut semangat rela berkorban dan bersih dari korupsi," sambungnya.
Lebih lanjut, mantan aktivis PMKRI ini menegaskan bahwa dirinya tidak hanya ingin memenangkan kontestasi elektoral pada Pilkada nanti. Lebih dari itu, harus bisa dipastikan bahwa lima tahun ke depan gubernur dan wakil gubernur betul-betul menjadi dwitunggal.
Baca juga: Kagumi Ansy Lema Ketika Bicara di TV, Milenial Sikka Senang Bertemu Langsung
"Karena politik bukan sekadar upaya untuk mendapatkan kekuasaan, tapi jauh lebih penting dari itu adalah politik juga menyangkut bagaimana menggunakan kekuasaan, mengeksekusi dan mengimplementasi kekuasaan itu," ujarnya.
Karena itu, dwitunggal gubernur dan wakil gubernur, selain memiliki visi yang sama, juga harus memiliki chemistry yang bisa menuntaskan persoalan-persoalan di NTT. "Kami tidak ingin baru dua tahun, kemudian retak. Kira-kira seperti itu," pungkasnya.
Untuk mendapatkan sosok yang sesuai kriteria, sejauh ini Kaka Ansy sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah tokoh dan elite partai politik.
"Saya mendaftar di PAN, mendaftar di PKB, komunikasi dengan Hanura, terbuka juga dengan Partai Demokrat dan komunikasi dengan Gerindra," bebernya.
Upaya memotret bakal calon wakil gubernur lewat survei juga sudah dilakukan. Salah satu nama yang elektabilitasnya tinggi sebagaimana terekam dalam survei Indikator Politik adalah Anita Jacoba Gah, politisi dari Partai Demokrat.
"Ada nama- nama lain juga yang masuk dalam radar kami. Tetapi poinnya adalah secara pribadi dan PDI-P bahwa NTT dengan kompleksitas tantangan dan persoalan yang tidak kecil itu membutuhkan sinergi, membutuhkan kerja sama dan gotong royong untuk membangun NTT," terang alumnus Seminari Pius XII Kisol ini.*