 |
| Bonzard Bolever Boling (BBB) pelaku penikaman yang menghilangkan nyawa FS |
KANAWAADVANCE.COM--Peristiwa penikaman di Jalan Robert Wolter (WR) Monginsidi, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada saat acara nobar Euro 2024 telah diketahui secara pasti motifnya.
Berawal dari nonton bareng sambil menggelar pesta miras, korban yng masih menaruh dendam dan sakit hati terhadap pelaku terus menerus mengeluarkan kata-kata kotor berupa makian.
Pelaku juga merespon dengan makian, namun karena pengaruh alkohol mereka tidak bisa mengontrol diri masing-masing sehingga peristiwa berdarah tersebut terjadi.
Baca juga: Bangga, Putra Nagekeo Raih Doktor Filsafat di STF Driyarkara
Dilansir dari Newsokezona.com, Pelaku nekad menghilangkan nyawa korban karena persoalan selingkuh. Sebagaimana tertulis bahwa pelaku sudah dua kali menghamili istri korban, Anti.
Buntut dari perselingkuhan itu, Korban FS dan istrinya telah melakukan perceraian yang sah pada tahun 2020 lalu yang mana alasan perceraian tersebut oleh karena ketahuan perselingkuhan antara pelaku dan Anti.
Hasil dari perselingkuhan tersebut, Anti (istri korban) telah mengandung dan melahirkan dua anak laki-laki yang merupakan anak biologis dari Bonzard Bolever Boling.
Dilansir dari detikbali.com, Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung mengungkapkan bahwa pelaku atas nama Bonzard Bolever Boling sudah ditangkap.
Baca juga: Nobar Euro Berujung Maut Terjadi di Kupang NTT, 1 Tewas 2 Luka Sayat
"Sudah kami tangkap di salah satu penginapan di Kota Kupang," ungkap Kombes Aldinan Manurung.
Penangkapan terhadap Bonzard dilandaskan pada Laporan Polisi (LP) Nomor LP/B/635/VI/2024/SPKT/Polresta Kupang Kota/Polda NTT.
Kombes Aldinan menegaskan bahwa barang bukti sudah diamankan oleh petugas.
"Kami juga sudah amankan barang bukti satu buah pisau dapur bergagang hitam dengan panjangnya sekitar 30 sentimeter," tegasnya
Saat ini Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Kupang Kota sedang memeriksa pelaku untuk mengetahui motif yang sebenarnya.
"Penyidik masih periksa lebih lanjut agar mengetahui motif lain di balik kasus ini. Tetapi, pada intinya kami sudah menahan yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," jelas Kombes Aldinan.*