 |
| Pater Antonius Kedang, SVD Saat Perayaan HUT ke 80 |
KANAWAADVANCE.COM--Peristiwa dukacita menghampiri keluarga besar SVD Provinsi Jawa. Pasalnya Pater Antonius Kedang, SVD berpulang dunia pada hari ini, Senin (10/6) di Soverdi St. Arnoldus Surabaya.
Dilansir dari katolikku.com, Pastor Antonius Kedang, SVD meninggal dunia di usia 87 Tahun, di SOVERDI St. Arnoldus Surabaya.
Baca juga: Longsor di Ende Tewaskan Orangtua dan 2 Adik, Agusti Jerry Ratu Kini Hidup Sebatang Kara
Pastor Antonius kedang, SVD lahir pada 12 Juni 1937 di Tokojaeng, Lembata - Nusa Tenggara Timur.
Memulai pendidikan dasar menengah di Manggarai, Flores Barat.
Pendidikan tinggi beliau ambil Sastra Inggris di Sanatha Dharma, Yogyakarta pada tahun 1972-1973 gelar BA dan tahun 1978-1980 mendapatkan gelar Drs.
Pater Anton mengikrarkan Kaul Pertamanya tanggal 15 Agustus 1958 di Ledalero. 7 tahun kemudian, mantan pastor paroki St. Petrus, Lubuk Baja ini mengikrarkan Kaul Kekalnya di tempat yang sama Ledalero pada tanggal 15 Agustus 1967.
Baca juga: Cetak Prestasi Baru, Pj. Bupati Nagekeo Benarkan Sudah Ada Penyerahan Kantor DPRD Nagekeo
Pada tahun 1968, 1 tahun setelah pengikraran Kaul Kekal Pater Anton Kedang menerima thabisan imamat sucinya.
Dengan penuh keyakinan, beliau mengambil surat dari Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika, sebagai motto imamatnya.
"Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia"(1 Tesalonika 4:14).
Baca juga: Temukan Fakta Baru Kematian Satu Keluarga Akibat Longsor di Ende NTT
Putra Lembata tersebut menjalankan tugas misinya dibeberapa daerah misi SVD Indonesia.
Pernah menjadi Guru di Kisol, Mataloko, Batam, menjadi Pastor Mahasiswa di Surabaya, dan pernah menjadi pastor Paroki di Surabaya dan Batam.
Selamat jalan menuju keabadiaan di Surga, Pater Antonius kedang, SVD.
Sebagaimana motto imamat mu, kami yakin Pater telah berkumpul bersama-sama dengan Dia yang adalah Allah dan Tuhan kita.*