Petugas Damkar sedang memadamkan api dilokasi kejadian. |
KANAWAADVANCE.COM--Kabar duka menyelimuti satu keluarga di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Pasalnya dua kakak beradik atas nama Petrus Jewarut (31) dan Robiaprianus Amput (23) dikabarkan meninggal dunia dengan jeda kurang lebih 13 jam akibat kebakaran gudang gas LPG tempat mereka bekerja.
Dilansir dari Radarbali.id, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menyatakan total semua karyawan 18 orang, yang sedang dirawat 13 orang, 5 orang meninggal termasuk dua korban yang dinyatakan meninggal lagi.
Baca juga: Kabar Mengejutkan Ruben Onsu Gugat Cerai Sarwendah, Ini Kata Pengacara Ruben
"Ya benar, 5 orang korban dinyatakan meninggal. 13 orang masih dirawat," ungkap Jubir Polda Bali, Rabu (12/6).
Lanjutnya lagi, korban adalah kakak beradik.
"Korban ini kakak beradik. Totalnya 5 orang meninggal," ungkapnya.
Kedua korban meninggal karena luka bakar ditubuh mencapai 80%. Disebutkan bahwa Petrus Jewarut (31) meninggal dunia pada Selasa 11 Juni 2024 pukul 21.30 Wita, dengan luka bakar 80 persen sedangkan adiknya Robiaprianus Amput (23), meninggal dunia pada Rabu 12 Juni 2024 pada pukul 10.30 Wita dengan luka bakar 87 persen.
Baca juga: Sedih, Mendadak Ubah Arah Gadis di Rote NTT Meninggal Akibat Bertabrakan
Berdasarkan penuturan Bernat, yg mengurus kedua korban bahwa benar mereka kakak beradik berdasarkan cerita keluarga.
Bernat mengatakan dia tidak tahu mengenai kronologi kejadian, tetapi yang dia tahu informasi sekitar jam 21:00 wita bahwa yang kakak (Petrus Jewarut) sudah meninggal.
Bernat bersama teman-temannya langsung ke forensik untuk mengurus keberangkatan jenazah korban.
“Tapi saya tidak tahu kronologi bagaimana. Saya tahu kalau kakak sudah meninggal dunia pertama kali, saya dapat informasi jam 21.00 malam. Maka saya langsung datang ke forensik. Kami sampai pagi berangkat ke sini jam 11.00 ke bandara dan jadwal keberangkat jam 15.30 sore,” kata Bernat.
Saat mengurus jenazah korban di Kargo Bandara, Bernat dan teman-temannya mendapatkan kabar bahwa adik korban, Robiaprianus Amput juga meninggal dunia.
Baca juga: Tulis Pesan di Pohon Mahoni, Seorang Pemuda di Sikka NTT Ditemukan Tewas Gantung Diri
Setelah mendengar berita duka susulan, Bernat langsung bergegas ke RSUP Prof Ngoerah untuk mengurus jenazah kedua.
Bernat mengungkapan bahwa jenazah Robiaprianus Amput sedang dalam proses pemulangan ke kampung halamannya. Rencananya akan diberangkatkan besok jam 08:00 Wita.
“Adiknya lagi proses mempersiapkan dokumen yang perlu disiapkan untuk keberangkatan besok mungkin jam 08.00 diberangkatkan ke kampung halaman,” ungkap Bernat.
Mengenai biaya pemulangan kedua korban, Bernat sudah menginformasikan kepada keluarga dan juga tempat kedua korban bekerja.
Baca juga: Polemik Soal Tapera, Sry Mulyani: Negara Telah Gelontorkan Dana Sangat Besar Sejak Tahun 2015 - 2024
Lanjut Bernat, perusahaan siap memback-up biaya dari rumah sakit sampai kampung halaman. Namun perusahaan hanya mampu menanggung 2 penumpang. Pihak perusahaan sudah bertemu dengan pihak keluarga.
Menyinggung soal kompensasi atas kejadian tersebut, Bernat mengatakan untuk kompensasi pihaknya dan keluarga korban tidak pernah menuntut, seberapa pun dan bersyukur karena perusahaan melibatkan diri. Mereka janji akan mentransfer santunan bagi keluarga duka.
“Saya bilang seberapa kemampuan mereka jangan tolak, karena ini bukan kehendak kita ini kecelakaan kerja, syukur perusahan terlibat. Perusahaan gas tersebut janji memberikan santunan untuk keluarga korban yang akan ditransfer melalui rekening bank," kata Bernat.
Baca juga: Longsor di Ende Tewaskan Orangtua dan 2 Adik, Agusti Jerry Ratu Kini Hidup Sebatang Kara
Diketahui Petrus Jewarut meninggalkan satu orang anak berusia 3 tahun dan istri yang sedang mengandung anak kedua mereka sedangkan adiknya, Robiaprianus Amput masih single.
Pada saat kejadian, istri Petrus Jewarut beserta anaknya masih berada di kampung halamannya.*