Cuaca ekstrem di perairan Labuan Bajo. |
KANAWAADVANCE.COM -- Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kepulauan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengkhawatirkan para pelaku wisata.
Tak hanya hujan dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan longsor, tetapi angin kencang yang menimbulkan gelombang.
Teranyar, dua kapal pinisi KM Budi Utama tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi di perairan Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, pada Sabtu (22/6) lalu.
Kejadian naas tersebut menyebabkan dua wisatawan asal Spanyol dievakuasi ke rumah sakit di Labuan Bajo.
Turis bernama Ernest dan Julia itu mengalami luka saat kapal wisata tersebut tenggelam. Total ada 15 wisatawan dan tujuh anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban kapal tenggelam.
Mereka dievakuasi dengan selamat ke Labuan Bajo oleh Tim SAR Gabungan.
Kepala Basarnas Maumere, Suprianto Ridwan mengimbau kepada para pelaku wisata di Labuan Bajo agar selalu memerhatikan prediksi cuaca sebelum berlayar di perairan Labuan Bajo.
“Kami dari tim SAR gabungan sangat berharap kepada para wisatawan dan pelaku wisata untuk selalu memperhatikan cuaca dari web atau aplikasi BMKG saat melakukan pelayaran di pulau-pulau Labuan Bajo," ujar Ridwan Minggu (23/6).
Dia mengimbau apabila angin kencang dan gelombang tinggi, lanjut dia, sebaiknya menunda perjalanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain Kantor Basarnas Maumere, pihak KSOP Labuan Bajo juga meminta pemilik kapal wisata agar selalu memantau cuaca melalui website BMKG.
KSOP Labuan Bajo, Stephanus Rusdiyanto mengatakan syahbandar akan mengeluarkan pemberitahuan penundaan keberangkatan kapal (SPB), jika cuaca semakin memburuk.
"Kepada kapal-kapal agar tetap berhati-hati dan memperhatikan cuaca terutama di perairan Padar," ungkapnya*.