Bakal Calon Gubernur NTT Ansy Lema/Dok. Pribadi. |
KANAWAADVANCE.COM -- Elektabilitas Bakal Calon Gubernur NTT dari PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema semakin menguat dalam survei elektabilitas Charta Politika yang terbaru.
Survei Charta Politika tersebut dilakukan pada periode 2-11 Mei 2024 lalu. Sebelumnya, Lembaga survei nasional ini pernah melakukannya pada Maret 2022.
Survei pada Mei 2024 melibatkan 800 responden yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTT.
Dalam survei tersebut, Ansy Lema bertengger di tiga besar Calon Gubernur NTT 2024.
Charta Poltika mencatat, elektabilitas Ansy Lema sebesar 16,9 persen, terpaut tipis dari Melki Laka Lena (18,6 persen) dan Benny Kabur Harman (17,6 persen).
Selanjutnya, disusul Viktor Laiskodat (12,4%), Emi Nomleni (10,1%), Anita Gah (7,4%),Jefri Riwu Kore (3,6%), Jhoni Asadoma (3,3%), Josef Nae Soi (1,8%), Juli Laiskodat (1,5%), Sebas Salang (1,0%), Umbu Rubi Kadunang (1,0%).
Kemudian diikuti Andre Kore (0,5%), Simon Petrus Kamlasi (0,5%), Fary Francis (0,4%), Fransiskus Go (0,3%), Frans Aba (0,1%), Orias Petrus Moedak (0,1%). Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab 3,0%.
Charta Politika juga melakukan simulasi dua nama antara Melki Laka Lena dan Ansy Lema. Hasilnya, Ansy Lema hanya tertinggal tipis dari Melki Laka Lena.
Melki Laka Leka mencapai angka (39,4%), dan Ansy Lema memperoleh (33,8%).
Founder dan Direktur The Indonesian Agora Research Center dan Ranaka Institute Ferdi Jelahut menilai jarak antara Ansy Lema dan Melki Laka Lena sebenarnya imbang karena masih berada dalam margin of error.
"Margin of error dari survei ini 3,46 persen, jadi jarak antara Ansy dan Melki sebenarnya seimbang. Artinya kedua-duanya sama kuat. Imbang kekuatan keduanya. Masih sangat dinamis apalagi tingkat kemantapan pemilih masih di bawah 50 persen," paparnya.
Menurut lulusan terbaik Universitas Gajah Mada tersebut, justru yang menjadi catatan penting dari Survei Charta adalah muncul dan menguatnya Ansy Lema dalam bursa Pilgub NTT tahun 2024 ini.
Dia menilai elektabilitas Melki berada di papar atas survei justru karena sudah menjalankan mesin partai sejak dua tahun lalu. Bahkan, Melki pernah menjadi Calon Wakil Gubernur NTT pada Pilgub 2013 berpasangan dengan Ibrahim A. Medah.
Sementara, Ansy Lema belum turun massif ke bawah, belum pernah maju dalam Pilgub NTT. Mesin partai pun belum bergerak.
"Jika dilihat faktanya, calon lain seperti Melki Laka Lena sudah mendapat penugasan Partai Golkar 2 tahun yang lalu dan sudah massif turun ke lapangan untuk mensosialisasikan diri. Mesin partai Golkar juga sudah all out untuk Melki. Bahkan, Melki sudah pernah maju sebagai Calin Wakil Gubernur periode lalu," terangnya.
Menurut Ferdy, elektabilitas Ansy Lema akan menguat ketika PDI Perjuangan memberikan penugasan untuk mulai turun melakukan kampanye dan sosialisasi diri di masyarakat.
Penugasan oleh PDI Perjuangan kepada Ansy untuk maju sebagai Calon Gubernur NTT menjawab aspek kepastian bagi pemilih.
"Menarik bahwa kemunculan Ansy Lema di panggung politik Pilgub dimulai dari diskusi masyarakat akar rumput yang kemudian kini semakin menguat. Artinya, masyarakat NTT semakin sadar untuk menentukan calon-calon pemimpin berkualitas ke depan," ujarnya.
Pengurus DPD PDI Perjuangan NTT Anton Landi mengapresiasi survei Charta Politika yang berhasil memotret dua kader PDI Perjuangan Ansy Lema (16,9 %) dan Emi Nomleni (10,1) persen.
Posisi elektabilitas yang tinggi bukti masyarakat sangat mengapresiasi kualitas kader-kader PDI Perjuangan.
"Sebelumnya kami hanya berkonsentrasi pada pemenangan Pilpres dan Pileg. Sekarang kami berbenah dan menyiapkan diri secara internal untuk mulai mensosialisasikan figur-figur kami ke masyarakat," ungkapnya.
Pada tahun 2022 lalu, keterpilihan (elektabilitas) Anggota DPR RI Dapil NTT II dari PDI Perjuangan Ansy Lema berada di peringkat keempat bakal Cagub NTT.
Dalam simulasi calon Gubernur NTT, Ansy Lema menduduki peringkat keempat dengan 10,4 persen, berbeda tipis dengan Emi Noemleni yang berada di angka 11,1 persen, serta Benny K Harman di urutan kedua dengan 11,3 persen.
Sebagai wajah baru, posisi Ansy bertengger di papan atas atau tiga besar daftar bakal Cagub NTT sejatinya tidak aneh.
Hal itu karena publik NTT mengetahui kinerja Ansy sebagai politisi yang mewakili Provinsi tersebut. Publik menilai Ansy merupakan politisi yang telah terbukti melakukan kerja nyata bagi rakyat NTT, terutama bagi kaum marjinal seperti nelayan, petani dan peternak.
Sebagai anggota Komisi IV DPR RI, kinerja Ansy memang memperlihatkan keberpihakannya yang kuat pada nelayan, petani dan peternak dari NTT.
Ansy juga adalah Anggota DPR RI yang konsisten melaporkan kinerjanya kepada masyarakat di Provinsi NTT.
Sejak dilantik sebagai anggota DPR pada 1 Oktober 2019, dia rutin melaporkan hasil kerjanya kepada rakyat NTT setiap 6 bulan.
Laporan kinerja itu diunggah di akun Facebook dan Instagramnya sebagai wujud akuntabilitas dan tranparansi terhadap publik. Tak heran, publik menaruh kepercayaan dan harapan besar pada politisi PDI Perjuangan dari Ende ini.*