Marselino Ferdinan. |
KANAWA ADVANCE -- Gelandang lincah Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan berhasil mencetak sejarah sebagai satu-satunya pemain nasional yang membawa tiga level timnas ke Piala Asia.
Pemain asal NTT yang membela klub KMSK Deinze itu membawa Indonesia bermain di Piala Asia U-20, Piala Asia U23 dan Piala Asia (Senior). Marselino sendiri menjadi bagian dari tiga level timnas.
Sepanjangg sejarah sepakbola nasional, belum pernah ada pemain yang mencapai levelnya seperti Marselino Ferdinan. Baru di masa pemain asal Ngada tersebut, tiga timnas tembus putaran final Piala Asia.
Di level Timnas U20, Marselino membawa timnas Indonesia lolos ke Piala Asia U20 2023 di Uzbekistan. Di babak kualifikasi, Indonesia memukul Hong Kong dan Vietnam. Hanya saja pemain 19 tahun itu tidak mendapat izin dari klubnya untuk berlaga di Piala Asia U20 2023.
Di level Timnas U23, Marselino baru saja mengakhiri dahaga pencinta sepakbola Indonesia dengan membawa timnas lolos ke Piala Asia U23 2024 Qatar.
Di babak kualifikasi, Indonesia berhasil mengatasi China Taipei dan Turkmenistan. Ini merupakan pertama kalinya timnas U23 bermain di level tertingggi Asia.
Di level senior, mantan pemain Persebaya FB tersebut sukses membawa timnas bermain di Piala Asia 2023 di Qatar.
Kala itu, Marselino menjadi pemain paling muda dalam skuad Shin Tae-yong. Indonesia melaju sebagai runner up terbaik.
Pencapaian yang diraih Marselino tentu menjadi perhatian para pemandu bakat sepakbola. Belakangan beredar rumor bahwa raksasa La Liga, Real Sociedad tertarik untuk mendapatkan tanda tangan pemain bernomor punggung 7 tersebut.
Di klubnya, KMSK Deinze telah menjadi bagian dari skuad utama Marc Grosjean.
Dengan usia yang masih sangat muda, Marselino digadang-gadang bakal menjadi pembeda dalam sejarah sepakbola Indonesia di masa depan.
Bakat alam yang diwariskan dari ayahnya menjadikan pemain yang digosipkan dekat dengan mantan pacar Jefri Nichols tersebut semakin mentereng di dunia sepakbola.
Adapun, Marselino Ferdinan lahir di Jakarta tahun 2004 dari pasangan ayah yang berasal dari Kampung Boua, Desa Ubedolumolo, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT bernama Philipus Wio Roja Lodo. Dan ibu asli Surabaya Jawa Timur bernama Sudarwijani.
Ngada sendiri telah menjadi salah satu raksasa sepakbola di NTT karena sukses meraih 8 kali tropi ETMC. Dari tanah ini, lahir pemain-pemain hebat yang bermain untuk timnas maupun liga lokal.
Pemain-pemain Ngada terbentuk bukan oleh pembinaan atau akademi sepakbola, melainkan oleh bakat alam.
Di level lokal, banyak pemain asal Ngada yang bermain untuk klub-klub lokal baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.*