Presiden Jokowi. |
KANAWA ADVANCE -- Presiden Joko Widodo menyesalkan sistem demokrasi yang dianut Indonesia dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk mencaci maki orang.
Hal itu disampaikan Kepala Negara saat memberikan Pidato Kenegaraan jelang 17 Agustus di Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta hari ini, Rabu, 16 Agustus 2023.
Jokowi yang merupakan mantan pengusaha mebel asal Solo, mengakui bahwa dirinya adalah orang yang paling banyak dicaci maki atas nama demokrasi.
Dia menilai banyak penilaian negatif yang diutarakan sekelompok orang atas dirinya. Mulai dari cap sebagai orang bodoh, dungu, plonga-plongo, tolol. Bahkan dia dikaitkan dengan Fir'aun, raja Mesir kuno.
Meski demikian, Jokowi sangat menghargai sistem demokrasi yang mulai dihirup masyarakat sejak tahun 1988 ketika Soeharto lengser dari kekuasaan.
"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir'aun, tolol. Ya nda apa, sebagai pribadi saya menerima saja," kata mantan Gubernur DKI Jakarta.
Melihat fenomena demokrasi yang begitu buruk, Jokowi mengaku sedih karena era kebebasan berdemokrasi justru membuat kesantunan dan budi pekerti masyarakat Indonesia mulai luntur.
Oleh karena itu, mantan Walikota Solo dua periode ini berharap masyarakat memaknai demokrasi secara positif dan kritis, bukan untuk mencaci-makin hingga mengeluarkan fitnah dan kebencian kepada orang lain.
"Tapi yang membuat saya sedih budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah," ucapnya.*